ktnanasional.com - PATI. 85 hingga 90 persen lahan pertanian yang berada di wilayah Kabupaten Pati terancam tak bisa ditanami. Hal ini lantaran dampak dari kemarau berkepanjang hingga menyebabkan kekeringan parah, Rabu (1/11/2024).
Disebutkan mayoritas petani di kabupaten Pati masih bergantung terhadap tadah hujan (musim hujan) sehingga ketika terjadi kemarau panjang, seperti halnya saat ini, mereka sulit melakukan penanaman.
“Dengan kondisi saat ini sangat berdampak kekeringan soalnya patani kita hampir 85-90 persen petani yang memakai tadah hujan,” kata PJ Bupati Pati, Henggar Budi Anggoro.
Diketahui saat ini sejumlah wilayah di Kabupaten Pati dengan lahan pertanian irigasi cukup mengalami dampak merugikan lantaran masih bergantung terhadap waduk Gembong. Sedangkan saat ini kondisi debit air waduk mengalami penyurutan.
Adapun untuk menangani hal ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) menggelar Pelatihan Perkumpulan Petani Pemakai Air (PPPA). Pelatihan ini pun diikuti sebanyak 144 perkumpulan petani yang berada di wilayah Gembong.
“Diharapkan bulan depan bisa turun hujan. kita berdoa untuk para petani di pati ini segera bisa masa tanam,” ucap Henggar.
Sementara, Plt DPUTR Pati, Riyoso mengatakan bahwa terselenggara Pelatihan ini dilaksanakan selama satu hari dengan harapan petani bisa lebih berkembang dan kreatif untuk mendapatkan air khususnya dapat memaksimalkan saluran irigasi yang ada.
“Kegiatan ini diharapkan meningkatkan peran serta dari warga masyarakat terutamanya dari anggota P3A untuk bisa lebih berkembang,” tandasnya. (admin)
artikel ini telah tayang di 5news.co.id