Sabtu, 24 Februari, 2024

Artikel Terbaru

Genjot Produktivitas, Wamentan Harvick Panen Padi Varietas Unggul di Karawang

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

ktnanasional.com - JABAR Karawang. Wakil Menteri Pertanian RI (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi, meninjau panen raya padi di Desa Pulomulya, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Kegiatan ini digelar bersama BSIP Jawa Barat di lahan seluas 10 hektare dengan jenis padi Inpari 36 dan Inpari 37.

Menurut Harvick, Karawang adalah salah satu sentra padi terbesar yang ada di Jawa Barat dengan rata-rata produktivitas produksi di atas 7 ton per hektare. Selain tanah yang subur, Karawang juga merupakan wilayah sentra padi terluas yang ada di Indonesia.

“Saya tidak pernah meragukan sektor pertanian di Kabupaten Karawang, terutama pada komoditas padi. Sebagaimana kita tahu, Kabupaten Karawang merupakan penghasil beras terbesar kedua nasional. Dengan adanya padi varietas unggul dari BSIP Jawa Barat ini, saya berharap produktivitas padinya terus meningkat,” ujar Wamentan, Rabu (24/5/2024) dalam siaran persnya.

Terkait hal ini, Wamentan meminta agar pemerintah daerah terus menjaga produksi dan produktivitas pertanian dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional. Apalagi saat ini, Indonesia sudah memasuki cuaca ektrem el nino alias musim kemarau panjang yang diperkirakan berlangsung hingga Agustus mendatang.

“Pesan saya, karena Karawang ini sebagai penyangga pangan dan produsen beras terbesar nomor dua, tentu saja agar jangan sampai kendur, tetap menjaga produktivitas,” katanya.

Di lokasi, Wamentan juga turut berdialog dengan sejumlah kelompok tani sekaligus menyerahkan bantuan benih padi inpari 36 dan inpari 37.

Sementara itu, Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana menyampaikan terimakasih atas dukungan dan perhatian Kementan terhadap produksi padi di Jawa Barat. Menurut dia, rata-rata produksi di Karawang mencapai 1,3 juta ton setiap tahun dengan luas lahan persawahan mencapai 95 ribu hektar.

“Angka sebesar itu kalau dikonversi menjadi beras, maka hasilnya mencapai 800 ribu ton beras. Dengan kondisi dua kali tanam dalam setahun, maka luas panen di Karawang mencapai 190 ribu hektare. Dengan rata-rata produksi padi sebanyak 7-8 ton per hektare, maka total produksi dalam setahun mencapai 1,3 juta ton,” katanya.

Terkait dengan Varietas baru yang telah dikembangkan, ketua KTNA Provinsi Jawa Barat, Otong Wiranta mengatakan “KTNA berterimakasih terhadap inovasi yg terus dikembangkan oleh kementan untuk supaya produksi terus bisa ditingkatkan, salah satunya dengan munculnya Varietas Unggul Baru (VUB) yg saat ini uji lapangannya di panen Wamentan, semoga ini bisa menjawab tantangan di sektor pangan yang menjadi tumpuan sekaligus juga bisa diharapkan terus bisa meningkatkan kesejahteraan petani.”

Kementan RI ingatkan jangan ada lagi bantuan alsintan yang mangkrak

Kementerian Pertanian mengingatkan agar tidak ada lagi bantuan alat mesin pertanian (alsintan) dari pemerintah yang mangkrak atau terbengkalai, karena pembeliannya itu tidak murah dan membutuhkan perjuangan.

“Bantuan alsintan disalurkan, mangkrak. Bantuan sapi (misalnya), setelah dicek di kemudian hari, hilang. Hampir setiap kunjungan kerja saya sering ditanyakan wartawan mengenai itu,” kata Wakil Menteri Pertanian, Harvick Hasnul Qolbi, kepada Antara, usai kegiatan panen padi dan temu lapangan, di Kabupaten Karawang, Jabar, Rabu.

Ia menyampaikan agar ke depan tidak ada lagi bantuan-bantuan dari pemerintah yang sebenarnya untuk mendorong produktivitas, tapi kenyataan di lapangan bantuan tersebut mangkrak atau hilang.

Menurut dia, alsintan yang disalurkan itu tidak murah harganya, membutuhkan anggaran yang cukup besar. Begitu juga dengan proses penyalurannya, itu tidak mudah dan perlu perlu perjuangan di lembaga legislatif.

Atas hal tersebut pihaknya menekankan agar kelompok tani yang akan menerima bantuan benar-benar merumuskan jenis bantuan yang dibutuhkan untuk peningkatan produktivitas.

“Kita menyalurkan alsintan, bukan hal murah dan mudah, perlu perjuangan juga dengan kawan-kawan di legislatif, lalu soal CPCL juga diidentifikasi dengan baik. Jadi pesan saya ke masyarakat tepat guna. Artinya, bantuan alsintan itu harus benar-benar dimanfaatkan, sesuai dengan yang dibutuhkan. Jangan sampai mangkrak,” katanya.

Mengenai sparepart bantuan alsintan, jika sulit diperoleh akibat mengalami kerusakan, Kementerian Pertanian kini tengah berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Jawa Barat, Otong Wiranta, menyepakati keinginan Wamentan yang menekankan agar setiap bantuan yang diajukan oleh kelompok tani dirumuskan terlebih dahulu mengenai jenis bantuan yang dibutuhkan.

“Ya memang seharusnya seperti itu. Bantuan alsintan yang disalurkan pemerintah bisa sesuai dengan fungsinya. Sesuai perencanaan. Artinya, pengajuannya disesuaikan dengan kebutuhan kelompok tani,” kata dia.

Ia mengajak agar kelompok tani di wilayah Jawa Barat benar-benar memanfaatkan bantuan alsintan dan jenis bantuan lainnya dari pemerintah.

“Kalau ada yang kurang pas, silakan tanyakan kepada instansi terkait. Seperti tidak bisa mengoperasikan, silakan tanyakan untuk pelatihan operator. Itu penting, agar bantuan dari pemerintah itu bisa termanfaatkan dengan baik,” kata Otong. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terbaru

spot_img

baca juga