Jumat, 19 April, 2024

Artikel Terbaru

Penas Semangat Membahas Closed Loop

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

ktnanasional.com - JAKARTA, Konsep Closed Loop dan aplikasinya di lapangan dibahas di Penas (Pekan Nasional) Petani dan Nelayan oleh beberapa pihak yang terlibat. Pesertanya antusias, menunjukkan minat dan semangat untuk bekerjasama. Ini modal awal.

Closed Loop adalah istilah para pakar dan cerdik cendikia, istilah yang paling sederhana agar dimengerti petani adalah kemitraan. Dan ternyata yang paling sederhana pun perlu komitmen tinggi agar kemitraan itu bisa berlanjut.

Kendalanya bukan karena kita tidak memiliki sumberdaya atau karena teknologinya terlalu canggih, jadi apa masalahnya?

Lihatlah perkembangan kerjasama bisnis yang timbul-tenggelam, muncul-gugur dan proses yang secara umum berjalan lambat. Bahkan sekarang masih banyak pada tataran proyek.

Program Closed-Loop, Kemitraan, Contract Farming dan nama lainnya di berbagai lokasi banyak yang masih merupakan proyek bekerjasama dengan pemerintah.

Kemitraan yang dibangun kaum milenial swasta masih lebih mujur, sebagian berkembang cepat, lainnya tersendat.

Kini para pelaku di sepanjang rantai nilai pertanian, mulai dari hulu sampai ke hilir, tidak bisa berdiri sendiri.

Mereka saling tergantung satu sama lain. Bisnis yang “Dependent” bukanlah bisnis tetapi penerima Charity.

Bisnis yang “Independent” juga tidak akan menjadi besar dan berkelanjutan, karena esensi bisnis itu “Interdepent”, saling tergantung satu sama lain.

Di sana ada beberapa pihak yang harus bersinergi, yaitu Kelembagaan Petani, Kelembagaan Penyuluhan, Produsen benih, Perusahaan Pupuk, Perusahaan pestisida/insektisida, Perbankan, Perusahaan Asuransi, dan Pengolahan Hasil.

Tidak ada bisnis yang mampu melakukan semua ini dalam koordinasi vertikal. Dia harus melakukan koordinasi dengan entitas bisnis lain secara horizontal.

Pada tahap lanjut, pengembangan model closed-loop didukung oleh teknologi informasi yang memadai untuk melakukan diseminasi teknologi pertanian mulai dari penyediaan benih, pemupukan, serta pengendalian hama dan penyakit sampai kepada pemasaran yang dilakukan secara digital.

Closed Loop diharapkan menarik dan melibatkan kaum milenial. Untuk itu diperlukan pelaku usaha bidang pertanian sebagai role model. Itulah yang ingin diperlihatkan dalam beberapa proyek ini.

Kelembagaan petani menjadi perekat dan kata kunci kolaborasi. Kolaborasi ini diharapkan mampu menjadi daya tarik bagi milenial untuk terjun ke dunia pertanian.

Dan inovasi kaum milenial dalam membangun kemitraan ini sudah mulai menunjukkan keberhasilan walaupun masih banyak tantangan.

Pengalaman kita masih di sekitar saling berebut mencari untung. Semangat kerjasamanya masih lemah. Yang merasa sudah kuat dan besar tidak tergerak untuk bekerjasama dengan yang masih kecil.

Atau yang sudah untung kurang peduli dengan yang belum untung. Dalam perjalanan kemitraan masih banyak yang membebani petani membayar biaya lapak, pembayaran yang tertunda, sistem konsinyasi dan kondisi pasar lainnya.

Perbedaan besar harga di tingkat petani dan konsumen akhir adalah ciri belum efisiennya kerjasama ini. Kita memimpikan Inclusive Closed Loop menjadi skema kemitraan antarstakeholder terkait yang saling menguntungkan dari hulu sampai hilir.

Reporter : Memed Gunawan/sinarttani
spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terbaru

Advertisementspot_img

baca juga